Tuesday, March 14, 2017

Dermatitis Numularis, apakah itu??






Pasien datang ke Poli Kulit RSUD dengan keluhan merah pada lengan kiri sejak 2 bulan yang lalu. Ruam dirasakan tidak gatal, tampak basah dan tidak nyeri. Keluhan pertama kali dirasakan setelah pasien mengonsumsi ikan asin berupa timbulnya bintik merah seperti bekas digigit nyamuk di kulit tungkai kiri yang terasa sangat gatal. Bintik tersebut digaruk pasien namun gatal dirasakan tidak berkurang, bintik dirasakan cepat melebar serta timbul bintik baru yang tidak kalah gatalnya disekitar lesi pertama jika pasien mengonsumsi ikan asin dan belacan. Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
Kasus diatas adalah contoh kasus dari penyakit dermatitis numularis, penyakit ini sangat khas karena bentuknya yang unik, nah, ayo kita pelajari bersama apa penyakit ini sebenarnya
Dermatitis numularis adalah dermatitis (eksim) dengan lesi berbentuk mata uang atau agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing). Dermatitis numularis  sering menyerang laki-laki terutama pada rentang usia 55-65 tahun,. Bila pada pasien usia muda, lebih berhubungan dengan riwayat atopi, Pada dermatitis numularis sangat berpengaruh dengan adanya infeksi Staphyloccocus. Fokus infeksi berupa gigi yang berlubang dapat menjadi faktor penyebab terjadinya penyakit ini.
Diagnosis dermatitis numularis didsasarkan atas gambaran klinis sehingga umumnya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang. Bila diinginkan, dapat dilakukan kultur untuk  melihat peningkatan kolonisasi bakteri.  Berbeda bila dibandingkan dengan tinea(jamur) atau psoriasis. Pada tinea lesinya berupa pinggir lesi yang aktif sedangkan  Psoriasis lesi akan ditutupi oleh skuama putih tebal yang berkilat.
            Prinsip dasar pengobatan Dermatitis numularis adalah mencari dan menghindari faktor pencetus/yang memprovokasi terjadinya dermatitis. Secara topikal lesi dapat diberikan obat antiinflamasi seperti glukokortikoid. Untuk menghindari garukan yang memperberat lesi yang ada diberikan antipruritus Diberikan juga kortikosteroid sistemik mengingat lesi yang cenderung kronik
            Stres serta faktor pencetus harus dihindari karena stres emosional dicurigai menjadi faktor resiko eksaserbasi dermatitis numularis. Diharapkan untuk memakai pelembab kulit karena kulit yang kering dapat mempermudah terjadinya eksaserbasi dan keluhan gatal
.bila terdapat gigi berlubang atau koreng pada pasien, gigi atau koreng tersebut juga harus diobati agar tidak terjadi relaps
            Prognosis terhadap penyakitnya umumnya baik kecuali pada pasien yang tidak sedang dalam pengobatan (ditelantarkan), 53 % pasien tidak pernah bebas dari lesi.

Sumber:
Sri, Sularsito Adi dan Sruia Djuanda. Dermatitis dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 7. Badan Penerbit FKUI, Jakarta, 2015.
R.S. Siregar. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005.




1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

mengatasi masalah tidak mau makan pada anak

Anak tidak mau makan adalah masalah yang lumrah ditemukan dalam kehiduan sehari-hari, hal ini tentunya banyak menjadi kekhawatiran para or...