Pasien datang ke Poli Kulit RSUD dengan keluhan merah pada lengan kiri sejak
2 bulan yang lalu. Ruam dirasakan tidak gatal, tampak basah dan tidak nyeri. Keluhan pertama kali
dirasakan setelah pasien mengonsumsi ikan asin berupa
timbulnya bintik merah seperti bekas
digigit nyamuk di kulit tungkai kiri yang terasa sangat gatal. Bintik tersebut digaruk pasien namun
gatal dirasakan tidak berkurang, bintik dirasakan cepat melebar serta timbul
bintik baru yang tidak kalah gatalnya disekitar lesi pertama jika pasien
mengonsumsi ikan asin dan belacan. Pasien
belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
Kasus diatas adalah contoh kasus dari penyakit dermatitis numularis, penyakit
ini sangat khas karena bentuknya yang unik, nah, ayo kita pelajari bersama apa penyakit
ini sebenarnya
Dermatitis numularis adalah dermatitis (eksim) dengan lesi berbentuk mata uang atau
agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel, biasanya
mudah pecah sehingga basah (oozing). Dermatitis numularis sering menyerang laki-laki terutama pada
rentang usia 55-65 tahun,. Bila pada pasien usia muda, lebih berhubungan
dengan riwayat atopi, Pada dermatitis numularis sangat berpengaruh dengan
adanya infeksi Staphyloccocus. Fokus infeksi berupa gigi yang berlubang dapat menjadi
faktor penyebab terjadinya penyakit ini.
Diagnosis dermatitis numularis didsasarkan atas gambaran
klinis sehingga umumnya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang. Bila diinginkan, dapat dilakukan kultur untuk melihat peningkatan kolonisasi bakteri. Berbeda bila dibandingkan dengan tinea(jamur) atau
psoriasis. Pada tinea lesinya berupa pinggir lesi yang aktif sedangkan Psoriasis lesi akan ditutupi oleh skuama
putih tebal yang berkilat.
Prinsip dasar pengobatan Dermatitis numularis
adalah mencari dan menghindari faktor pencetus/yang memprovokasi terjadinya
dermatitis. Secara topikal lesi dapat diberikan obat antiinflamasi seperti
glukokortikoid. Untuk menghindari garukan yang memperberat lesi yang ada
diberikan antipruritus Diberikan juga kortikosteroid sistemik mengingat lesi
yang cenderung kronik
Stres
serta faktor pencetus harus dihindari karena stres emosional dicurigai menjadi
faktor resiko eksaserbasi dermatitis numularis. Diharapkan untuk memakai
pelembab kulit karena kulit yang kering dapat mempermudah terjadinya
eksaserbasi dan keluhan gatal
.bila terdapat gigi berlubang atau koreng pada pasien, gigi atau koreng tersebut juga harus diobati agar tidak terjadi relaps
Prognosis
terhadap penyakitnya umumnya baik kecuali pada pasien yang tidak sedang dalam pengobatan
(ditelantarkan), 53 % pasien tidak pernah bebas dari lesi.
Sumber:
Sri, Sularsito Adi dan Sruia Djuanda. Dermatitis dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,
Edisi 7. Badan Penerbit FKUI, Jakarta, 2015.
R.S. Siregar. Atlas Berwarna Saripati
Penyakit Kulit, Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete