Sunday, March 12, 2017

obat yang dilarang dalam kehamilan

Dalam kondisi kehamilan , dimana zat yang dikonsumsi oleh ibu akan diberikan juga kepada bayi nya lewat perantaraan tali pusat maka jika ibu sakit, obat-obat yang berbahaya bila dikonsumsi oleh ibu hamil karena bersifat teratogenik pada janin patut diwaspadai dan di kenali.
Obat-obatan tersebut dibagi menjadi kategori A,B,C,D dan X, dimana kategori A adalah obat yang telah diteliti paling tidak mengakibatkan efek samping sampai kategori D dan X yang berbahaya buat janin.
teratogen
Umumnya hampir semua obat antikonvulsi pada pasien epilepsi(ayan) berbahaya bagi janin, jadi bagi setiap ibu hamil yang memiliki epilepsi harus segera memberitahukan hal tersebut kepada dokternya tentang kemungkinan penggantian obat yang biasa digunakan untuk mengatasi kejang
Obat dengan efek analgesik (anti nyeri), yang diperkirakan aman untuk ibu hamil hanyalah parasetamol, jadi pemberian analgesik seperti NSAID tidak dianjurkan, jika ibu hamil mengalami nyeri yang memerlukan obat-obatan harus berkonsultasi dengan dokter keluarga mereka terlebih dahulu
Obat antihipertensi golongan ACEI dan ARB juga tidak dianjurkan digunakan dalam kehamilan karena efeknya yang fetotoksik, obat pengontrol tekanan darah yang aman perlu dikonsultasikan bersama antara ibu dan dokter keluarga yang menanganinya serta kemungkinan untuk dilakukan perujukan ke dokter spesialis kandungan mengenai kondisi penyulit ibu saat kehamilan
Domperidon tidak dianjurkan untuk mengatasi mual muntah dalam masa kehamilan, lebih diutamakan doksilamin dan piridoksin (vit B6)
Antibiotik tertentu juga harus dihindari pada ibu hamil seperti golongan sulfonamide yang sering dikombinasi dengan trimetoprim, aminoglikosida seperti (gentamisin dan streptomisin), kloramfenikol, serta tetrasiklin.
Obat imunosupresif kortikosteroid baik itu mineralokortikoid ataupun glukokortikoid sebaiknya dihindari penggunaannya pada ibu hamil, obat ini biasa diresepkan pada pasien asma ataupun dengan penyakit autoimun namun golongan ini juga biasa digunakan pada keadaan tertentu dimana diharuskan untuk dilakukan tindakan operasi sesar sebagai pembantu proses pematangan paru janin
Obat antiviral ribavirin juga dilaporkan bersifat teratogenik, selain itu evafirenz yang biasa digunakan pada pasien HIV juga harus dihindari evafirenz dapat diganti dengan nevirapin
Golongan retinoid (derifat vit A) seperti bexaroten,isotretinoin, dan acitretin dilaporkan bersifat teratogenik
Pasien dengan gangguan jiwa harus segera mengonsulkan kehamilannya ke dokter karena beberapa golongan obat antipsikotik dapat berbahaya bagi janin
Saat ibu hamil menderita sakit, setiap obat sebelum diminum sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, untuk mencegah pemakaian obat-obatan yang berbahaya bagi janin dalam kandungan ibu
Sumber : William obstetric, 24th edition

No comments:

Post a Comment

mengatasi masalah tidak mau makan pada anak

Anak tidak mau makan adalah masalah yang lumrah ditemukan dalam kehiduan sehari-hari, hal ini tentunya banyak menjadi kekhawatiran para or...